Pelatihan Kepemimpinan dan Kebangsaan SLTA se-Kabupaten Klaten

IMG-20150427-WA003Minggu (26/4/2015) Sinergi Bangsa (Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Wawasan Kebangsaan) bekerjasama dengan Dinas Penddikan Kabupaten Klaten menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan dan Kebangsaan bagi Pelajar SLTA se-Kabupaten Klaten pada tanggal 25-26 April 2015. Pelatihan ini diikuti oleh 40 pelajar dari 20 sekolah se-Kabupaten Klaten bertujuan untuk membangun nilai-nilai kebangsaan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila bagi pelajar yang selama ini tereduksi oleh berbagai macam hiruk-pikuk kehidupan yang jauh dari nilai-nilai Pancasila. Berbagai persoalan yang dihadapi oleh negara yang menjadikan generasi muda semakin jauh dan apatis terhadap bangsa dan bernegara menjadi keprihatinan bagi lembaga sinergi bangsa untuk melakukan pelatihan kepemimpinan dan kebangsaan bagi kalangan generasi muda.

IMG-20150427-WA025Ancaman ideologis seperti gerakan politik dan ideologi yang mencoba untuk melunturkan Pancasila sebagai dasar negara dan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda menjadi isu penting yang diangkat dalam pelatihan kepemimpinan dan kebangsaan ini. Pelatihan ini dilaksanakan di kampung Labasan dengan mengambil tema “generasi muda, mengabdi untuk bangsa”, Acara yang berlangsung selama dua hari diisi dengan berbagai materi yang mengantarkan para peserta untuk berpikir kreatif, kritis, dan peduli terhadap persoalan bangsa dan menjadi generasi bangsa Indonesia yang memiliki akar ideologis yang kuat yaitu Pancasila dan berkebudayaan Indonesia. Pada sesi materi pertama yang disampaikan oleh Diasma Sandi Swandaru menjelaskan betapa pentingnya Pancasila sebagai ideologi “anti’galau” yang membawa pada generasi muda memiliki akar kebudayaan dan kebangsaan yang kuat. Ia menjelaskan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beragam memiliki berbagai macam adat-istiadat, nilai-nilai budaya, dan kekayaan alam yang begitu melimpah. Ironisnya, kesadaran tentang berbangsa dan bernegara saat ini direduksi oleh berbagai hiruk-pikuk kehidupan politik dan sosial yang berlawanan dengan prinsip dasar dari nilai-nilai Pancasila. Menurut Diasma, Pancasila adalah dasar negara yang kokoh untuk membangun Indonesia yang merdeka.

Kepemimpinan yang lemah telah membawa bangsa Indonesia kurang dihargai di mata masyarakat internasional. Pada sesi kedua, yang disampaikan oleh Hastangka tentang “Pemuda dalam Tantangan Global”, menjelaskan bahwa saat ini pemuda dan remaja mengalami berbagai macam tantangan setidaknya ada 4 tantangan yang muncul di era sekarang ini yaitu pertama, tantangan budaya, banyak generasi muda menjadi generasi peniru, pengagum, dan pengikut budaya lain seperti mengikuti trend budaya barat, mengikuti trend budaya timur tengah yang terkadang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan filosofi bangsa Indonesia. Kedua, tantangan teknologi bahwa pemuda mengalami yang namanya disebut penjajahan teknologi, sebar tergantung pada teknologi, dan terjajah oleh berbagai macam produk turunan dari teknologi seperti game, peralatan teknologi lainnya, internet, dll. Hal ini menjadikan pemuda dan remaja kehilangan jati dirinya. Ketiga, tantangan kebangsaan, banyak generasi muda kehilangan nilai-nilai kebangsaan. Dan keeempat, tantangan ideologis, dimana masuknya berbagai macam ideologi asing yang merongrong dan menggrogoti nilai-nilai Pancasila dari dalam dengan berbagai macam bentuk ideologi ekstrim seperti gerakan radikalisme keagamaan, dan persoalan intoleransi yang semakin menguat di kalangan masyarakat. Pada sesi ketiga, disampaikan oleh Bebet, yang menjelaskan bahwa pentinIMG-20150427-WA004gnya kita cinta tanah air. Acara pelatihan ini juga dimeriahkan dengan lagu-lagu kebangsaan yang diyanyikan oleh tim musik kebangsaan dari sinergi bangsa dan diikuti dengan pentas seni dan budaya oleh peserta. Pada saat acara pentas seni para peserta membawakan suatu drama tentang proses proklamasi kemerdekaan Indonesia, mereka membawakan drama tentang proses proklamasi dengan hikmat dan serius.

Tim Fasilitator dalam pelatihan ini melibatkan berbagai mahasiswa dari Perguruan Tinggi di Yogyakarta seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta, dan Universitas Atmajaya. Pembukaan dan Pelepasan acara Pelatihan Kepemimpinan dan Kebangsaan di Dinas Pendidikan Klaten.Tanggapan peserta terkait pelatihan ini menunjukkan bahwa pelatihan ini telah membawa dampak yang positif bagi mereka karena menambah pengalaman dan wawasan bagi mereka pentingnya. Mereka menginginkan pelatihan ini tidak hanya diadakan selama 2 hari tetapi 3 hari. Pancasila sebagai dasar negara dan ancaman bangsa Indonesia ke depan akhirnya mereka menjadi tersadar dan paham untuk bisa berbuat lebih baik bagi bangsa Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.